Sejarah Singkat Ahmad Soebardjo
Achmad Soebardjo adalah tokoh pejuang
kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga
Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Semasa remaja Subarjo sekolah di
Hogere Burger School, Jakarta (Setara dengan Sekolah Menengah Atas) pada tahun
1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan
memperoleh ijazah Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Sarjana Hukum)
di bidang undang-undang pada tahun 1933. Dalam bidang pendidikan, Sebardjo
merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik
Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.
Karir Ahmad Subarjo terus naik ketika dilantik menjadi Menteri Luar Negeri
tanggal 17 Agustus 1945, sekaligus sebagai menteri luar negeri pertama. Kabinet
saat itu bernama Kabinet Presidensial, kemudian menjabat Menteri Luar Negeri
sekali lagi pada tahun 1951 - 1952. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar
Republik Indonesia di Switzerland antara tahun-tahun 1957 - 1961.
Achmad Soebardjo
lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, tanggal 23 Maret 1896. Ayahnya
bernama Teuku Muhammad Yusuf, masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie. Ibu
Ahmad Soebardjo bernama Wardinah. Ia keturunan Jawa-Bugis, dan anak dari Camat
di Telukagung, Cirebon.
Ketika menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia melalui organisasi kepemudaan seperti Jong Jawa dan Persatuan Mahasiswa
Indonesia di Belanda. Ahmad Subarjo juga pernah menjadi utusan Indonesia
bersama dengan Mohmmad Hatta pada konferensi antarbangsa "Liga
Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah" yang pertama di Brussels
dan kemudiannya di Jerman. Pada persidangan pertama itu juga ia
bertemu Jawaharlal Nehru dan pemimpin-pemimpin nasionalis yang
terkenal dari Asia dan Afrika. Sewaktu kembalinya ke Indonesia, ia aktif
menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI).
Karir Ahmad Subarjo terus naik ketika dilantik menjadi Menteri Luar Negeri
tanggal 17 Agustus 1945, sekaligus sebagai menteri luar negeri pertama. Kabinet
saat itu bernama Kabinet Presidensial, kemudian menjabat Menteri Luar Negeri
sekali lagi pada tahun 1951 - 1952. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar
Republik Indonesia di Switzerland antara tahun-tahun 1957 - 1961.
Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit
Pertamina, Kebayoran Baru, akibat flu yang menimbulkan komplikasi. Ia dimakamkan
di rumah peristirahatnya di Cipayung, Bogor. Pemerintah mengangkat almarhum
sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2009.
No comments:
Post a Comment